Setiap kali berlangsungnya perhelatan sepak bola,
salah satu yang menjadi topik bahasan adalah jenis bola yang digunakan. tentu
saja itu wajar karena bola adalah perlengkapan utama permainan sepak
bola. Pemilihan bola dalam sebuah turnamen ditujukan sebagai penanda turnamen
tersebut. Maka, tidak jarang bola yang dipilih diberi aksesori berupa gambar
atau motif yang menyimbolkan perhelatan tersebut. Bisa diasosiasikan dengan event atau lokasi penyelenggaraannya.
Untuk penyelenggaraan Euro 2012 pada Mei mendatang, panitia menggunakan bola produk Adidas
yang diberi label Tango 12. Bola itu dibuat
dengan mesin dan tanpa jahitan. Bola tersebut
diklaim sebagai bola paling bundar dan halus. Dengan karakteristik tersebut,
Tango 12 akan lebih mudah mengalami spin saat
ditendang. Keuntungannya, pemian akan lebih mudah menghasilkan tendangan pisang
ala Roberto Carlos.
Tentu saja, yang diuntungkan adalah pemain-pemain
spesialis bola mati. Juga tim yang suka menerapkan umpan-umpan panjang. Sebaliknya,
penjaga gawang harus ekstrawaspada. Sebab, mereka akan lebih sulit memprediksi
laju bola. Selain itu, Tango 12 memiliki tingkat pantulan yang lebih baik. Itu akan
menjadi sedikit masalah bagi tim yang
memperagakan bola-bola pendek dengan passing
cepat.
Meminimalkan
cedera kepala
Tango 12 dibuat dengan karakteristik tadi juga
atas pertimbangan keselamatan pemain. Terutama meminimalkan resiko cedera
kepala dan leher. Bisa jadi, belum banyak yang menyadari bahwa bola menjadi
salah satu penyebab cedera pemain sepak bola. Terutama cedera kepala dan leher.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa 28% penyebab terbesar cedera kepala atau lehar
pemain sepak boala adalah kontak langsung dengan kepala lawan. Disusul benturan
langsung kepala dengan bola saat pemain melakukan heading. Persentasenya mencapai 24%. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa saat melakukan heading,
kepala seorang pesepak bola menerima gaya atau mendapatkan beban yang setara
dengan benda seberat 203,9 kilogram. Bisa dibayangkan, berat beban yang harus
disanggah kepala dan leher saat pemain melakukan heading.
Besarnya gaya yang menghantam kepala saat heading tersebut dipengaruhi massa,
tekanan, dan bentuk atau konstruk si bola. Selain itu, ada faktor eksternal,
yaitu arah sundulan dan kecepatan bola. Karena faktor eksternal tidak mungkin
dikendalikan, yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko cedera kepala dan
leher karena menyundul bola adalah memperbaiki karakteristik bola yang
digunakan.
Tango 12 yang dibuat tanpa jahitan memiliki tingkat
penyerapan air yang kecil. Dengan demikian, bola tersebut lebih stabil dan
tidak semakin berat saat terkena air. Bola seperti itu juga memberikan gaya ke
pada kepala lebih sedikit jika diban dingkan dengan yang dijahit. Waktu kontak
bola yang dicetak mesin juga lebih singkat daripada bola yang dijahit. Selain
itu, karena tidak ada jahitan, impulse yang
ditimbulkan saat bola berbenturan dengan kepala lebih lemah jika dibandingkan
dengan bola yang dijahit.
Tiga faktor tersebut secara simultan mengurangi
besarnya beban yang ditanggung kepala dan leher saat seorang pemain menyundul
bola. Dengan demikian, risiko cedera kepala atau leher karena menyundul bola
lebih rendah. Bola yang tidak dijahit juga memiliki massa, tekanan, dan daya
serap terhadap air lebih rendah jika dibandingkan dengan boleh yang dijahit.
Penurunan massa bola dan tekanan bola dapat menurunkan beban (gaya) yang
berlaku saat menyundul bola.
Yang perlu diingat juga, penggunaan bola harus
disesuaikan dengan usia pemain sepak bola. Karena seringnya benturan keras pada
kepala (termasuk saat menyundul bola), dalam jangka lama itu bisa menurunkan
kemampuan kognitif pemain yang bersangkutan.
Abdul Aziz Hakim SOr MOr.
Dosen Ilmu Keolahragaan Unesa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar