16.3.13

BUDAYA HIDUP SEHAT



Tujuan Pembelajaran:
1.      Menjelaskan pengertian penyakit menular yang bersumber dari lingkungan yang tidak sehat.
2.      Memahami cara menghindari penyakit menular yang bersumber dari lingkungan tidak sehat.

Kata kunci: Penyakit menular, lingkungan tidak sehat.

1.      Definisi Penyakit Menular
Penyakit menular disebut juga communicable disease adalah penyakit infeksi. Penyakit ini dapat dipindahkan dari orang atau hewan atau benda-benda lain kepada orang lain yang masih sehat. Orang, hewan atau benda-benda lain tersebut merupakan sumber penyakit atau mengandung bibit penyakit.
Bibit penyakit tersebut dapat menular dengan berbagai perantara, yaitu: melalui udara, air,makanan dan minuman, serangga, dan kontak badan. Melalui kontak badan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Kontak badan secara langsung ialah melalui persinggungan badan. Kontak badan tidak langsung ialah melalui pakaian si penderita, memakai handuk penderita, sapu tangan, sisa makanan, dan lain-lain.
Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat berpindah dari orang/hewan/benda kepada orang lain. Infeksi ialah masuknya benih-benih penyakit ke dalam tubuh serta berkembang biak.

2.      Macam-macam Penyakit Menular
a.       Tuberculose (TBC)
Penyakit tuberculose merupakan penyakit rakyat yang kronis (menahun). Terutama bagi negar-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Meluasnya penyakit TBC disebabkan adanya sumber penularan dan adanya orang-orang yang rentan. Kerentanan ini disebabkan, gizi buruk, hidup tidak teratur, perumahan jelek, dan terlalu lemah.
Penyebab penyakit TBC adalah bacteri tuberculose. Masa inkubasi antara 4-6 minggu. Gejala-gejala penyakit ini adalah: pada tingkat permulaan sukar ditentukan. Gejala permulaan adalah:
1)      Badan merasa lesu
2)      Nafsu bekerja tidak ada
3)      Badan semakin kurus dan pucat
4)      Berkeringat pada waktu malam
5)      Batuk-batuk dan sukar sembuh
6)      Batuknya kadang-kadang keluar darah
7)      Suhu badan sedikit panas.
Cara penularan penyakit TBC adalah, penularan melalui udara. Secara oral melalui minuman. Secara haemotogen yaitu melalui jalan peredaran darah.
Pencegahan penyakit TBC adalah:
1)      Vakisnasi BCG pada anak-anak umur 0-14 tahun.
2)      Menghilangkan sumber-sumber penularan dengan mencari dan mengobati semua penderita.
Pengobatan TBC memerlukan waktu yang lama minimal selama 2 tahun berturut-turut. Hal ini disebabkan karena obat anti TBC baru bersifat membendung dan belum bersifat mematikan sumber bibit penyakit.

Kilas Balik
Penyakit TBC ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882. Penyakit TBC sebetulnya tidak membuat racun. Rusaknya jaringan paru-paru disebabkan oleh protein-protein kuman TBC yang busuk atau rusak (nekrosis). Hal ini, dapat menghalang-halangi makanan yang menuju jaringan tersebut. Basil TBC dapat mati jika kena sinar matahari secara langsung atau terkena pemanasan.

b.      Pneumonia (Radang paru-paru)
Penyakit ini menyerang paru-paru. Akan tetapi, penyakit ini berbeda dengan penyakit TBC. Penyakit pneumonia ini menyebabkan sebagian dari jaringan paru-paru meradang. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri coccus atau pneumo-coccus. Waktu inkubasi 2-5 hari.
Ada dua macam pneumonia yaitu: pneumonia croupeusa dan bronco pneumonia.
1)      Pneumonia croupeusa
Penyakit pneumonia croupeusa ini datangnya sangat mendadak. Orang yang semula segar bugar dapat secara tiba-tiba terserang oleh penyakit ini. Biasanya yang diserang adalah satu paru-paru saja.
Gejala-gejalanya adalah:
a)      Badan yang menggigil karena kedinginan yang agak lama, kira-kira setengah sampai satu jam. Setelah itu, badan menjadi panas, suhunya mencapai 39-40 derajat celcius.
b)      Pernapasan menjadi sesak. Frejuensi denyut nadi menjadi lebih cepat.
c)      Dada terasa nyeri terutama jika untuk bernapas dalam.
d)     Batuk kering yang kemudian berubah menjadi batuk basah.
e)      Jika batuk mengeluarkan dahak yang merah kekuning-kuningan dan bentuknya lengket pekat.
f)       Penderita menjadi pucat, nafsu makan hilang tetapi merasa haus terus.
g)      Sukar tidur kelihatan letih sekali.
h)      Jika daya tahan penderita rendah dan tidak segera mendapat pertolongan dokter dapat berakibat fatal.
Pertolongan:
a)      Usahakanlah agar daya tahan tubuh penderita menjadi setinggi-tingginya.
b)      Berikan obat sulfadiazine
c)      Bawa secepatnya ke dokter/Puskesmas.

2)      Bronco Pneumonia
Lain denga pneumonia croupeusa. Bronco pneumonia ini datangnya tidak begitu mendadak. Penyakit ini sebelumnya didahului dengan peradangan tenggorokan (bronchitis).
Gejala-gejalanya:
Hampir sama dengan pneumonia cropeusa. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang keras. Perlu segera mendapatkan pertolongan dokter atau di bawa ke Puskesmas. Bakteri pneumo-coccus terdapat pada rongga hidung dan tenggorokan.
c.       Diphtherie
Penyebab penyakit ini adalah basil difteri atau basil roeffler. Penyakit ini sangat mudah menular. Penyakit ini menghasilkan racun yang sangat kuat. Biasanya yang terserang adalah anak-anak.
Gejala-gejalanya adalah:
1)      Biasanya anak kelihatan lesu dan nafsu makan hilang.
2)      Anak tidak suka bermain-main.
3)      Suhu badan meninggi sampai 38,5 derajat celcius.
4)      Batuk-batuk dan kalau untuk menelan rasanya nyeri
5)      Bila mulut dibuka lebar-lebar, pada tekak akan kelihatan kemerah-merahan.
6)      Kira-kira 6-12 jam berikutnya tonsil dan sekitarnya diliputi lapisan berwarna putih. Warna putih ini kalau diambil menimbulkan perdarahan.
7)      Hal yang demikian sangat membahayakan, karena anak dapat mati lemas disebabkan tidak dapat bernapas.
Toksin yang dibuat oleh basil diphterie ini dapat menjalar ke jantung. Toksin tersebut dapat menyebabkan otot jantung menjadi lemas dan tidak berdenyut. Hal ini dapat mengakibatkan penderita tidak tertolong lagi jiwanya. Penderita penyakit ini harus dirawat di rumah sakit 1 bulan lamanya. Meskipun anak sudah kelihatan sembuh, tetapi belum diperbolehkan berjalan-jalan atau bermain-main. Bila, minggu ke-3 dan ke-4 sudah dilalui tanpa ada kejadian apa-apa, maka penderita sudah diperbolehkan pulang.
Penularan diphtherie secara, kontak langsung dengan perantaraan tangan jari dan sebagainya. Benda-benda seperti saputangan, handuk yang telah terkontaminasi atau terkena basil diphtherie. Termasuk gelas, sendok, atau makanan.
Pencegahan penularan penyakit ini adalah, saudara-saudarnya yang serumah supaya disuntik vaksin ADS (anti difteri serum) atau DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus). Penderita harus diisolasi. Menjauhkan diri dari sumber penularan. Menghindari kontak langsung dengan penderita.
Pengobatan dilakukan dengan cara, penderita disuntik dengan serum anti difteri. Jika ada bahaya lemas, biasanya penderita diadakan pembedahan pada tenggorokan supaya dapat bernapas (tracheotome). Penderita diisolasi (ditempatkan pada kamar tersendiri) supaya penyakitnya tidak meluas kepada orang lain. Penderita dirawat di rumah sakit.

d.      Cholera
Penyakit cholera terbagi menjadi dua yaitu, cholera asiatica yang disebabkan oleh vibrio cholera dan cholera eltor yang disebabkan oleh vibrio eltor. Masa inkubasi penyakit cholera hanya beberapa jam sampai 5 hari. Menurut undang-undang karantina masa inkubasi ini ditetapkan 5 hari.
Cara penularan penyakit cholera melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh bibit penyakit cholera. Gejala-gejala penyakit cholera datangnya secara mendadak yang ditandai dengan:
1)      Buang air besar dan muntah-muntah.
2)      Tinjanya cair dan keputih-putihan dengan sedikit lender.
3)      Muka pucat dan cekung karena kekurangan cairan.
4)      Kulitnya berkerut.
5)      Betisnya kejang dan rasanya nyeri.
6)      Jantung bedenyut lambat.
7)      Suhu badan kedang-kadang naik dan kadang-kadang turun.
8)      Sesak napas dan dapat tak sadarkan diri.
9)      Suaranya parau dan merasa ketakutan.
Penderita cholera kalau tidak segera mendapatkan pertolongan dapat meninggal dalam waktu 12 jam saja. Setelah sembuh tinjanya masih mengandung bibit penyakit 7-14 hari.
Dalam garis besarnya pemberantasan penyakit cholera ini dilaksanakan dengan usaha-usaha:
1)      Pendidikan kesehatan masyarakat
2)      Penyediaan air pada masyarakat yang memenuhi syarat kesehatan
3)      Peningkatan kesehatan lingkungan terutama cara pembuangan kotoran, sampah, dan air limbah.
4)      Penemuan penderita cholera dan melaporkan kepada yang berwenang secepat mungkin.
5)      Isolasi terhadap penderita dan desinfeksi benda-benda yang sekiranya telah terkontaminasi.
6)      Pengobatan kepada penderita dan meniadakan sumber penularan.
7)      Pemeriksaan terhadap orang-orang yang pernah bersinggungan dengan penderita. Pemeriksaan terhadap makanan dan minuman.
8)      Tindakan karantina di Dinas Kesehatan, Pelabuhan, dan Pelabuhan Udara.
Pengobatan penyakit cholera adalah sebagai berikut. Obat cholera yang khusus belum ditemukan. Biasanya pendrita diberi obat-obatan sulfat seperti sulfat azine. Pengobatan yang diberikan di rumah sakit dengan cairan yang mengandung glukosa, NaCl, KCl, NaHCO3. Larutan bahan-bahan tersebut namanya oralit. Jika tidak ada oralit penderita dapat diberi minum larutan cairan yang terdiri dari: 1 gelas air matang 1 sendok the gula pasir dan sejimpit garam dapur. Dosisnya sebanyak cairan yang dikeluarkan oleh penderita. Jika yang keluar melalui tinja dan muntah sebanyak 2 gelas, maka penderita diberi larutan minuman tadi sebanyak 2 gelas juga.
Selain larutan oralit dirumah sakit penderita diberi infuse cairan yang sejenis melalui pembuluh darah balik (vena).

e.       Cholera Eltor
Tanda-tanda sama dengan cholera biasa. Di Negara-negara barat antara cholera eltor dan cholera asialia sudah tidak dibedakan.

f.       Muntaber
Muntaber singkatan dari muntah dan berak. Meskipun, penderita muntaber juga mengalami muntah dan berak akan tetapi berbeda dengan cholera. Muntaber dapat disebabkan oleh basil yang lain. Berak muntaber berbeda dengan berak cholera. Berak pada pendederita muntaber tidak keputih-putihan tetapi hanya cairan tinja biasa.
Penanganan penderita muntaber juga dengan cairan oralit. Jika, penderita muntah satu kali diberi minuman larutan tersebut 1 gelas.  Terlambat 2 jam saja dapat mengakibatkan kematian karena kekurangan cairan.

3.      Pencegahan Penyakit Menular
Dalam hidupnya manusia tidak pernah luput dari kontak dengan bibit-bibit penyakit. Manusia tidak mudah sakit. Hal tersebut karena, manusia dikaruniai oleh Tuhan dengan alat-alat untuk mempertahankan diri dari serangan-serangan penyakit. Meskipun demikian, manusia tidak boleh lengah. Manusia harus selalu menjaga dirinya terhindar dari serangan penyakit. Manusia harus melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
a.       Memelihara kebersihan badan dan kebersihan lingkungan.
b.      Makanan yang bergizi
c.       Hidup teratur
d.      Menghindari terjadinya penyakit
e.       Meningkatkan taraf kecerdasan
f.       Pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi
g.      Perumahan yang sehat
h.      Peningkatan daya tahan tubuh
Dalam pencegahan penyakit ada tiga tindakan yaitu:
a.       Usaha pencegahan
b.      Usaha pengobatan
c.       Usaha rehabilitasi
Dari ketiga macam tindakan di atas, usaha pencegahan adalah tindakan yang paling utama. Hasil yang diperoleh dari tindakan usaha pencegahan lebih baik. Selain itu, tindakan pencegahan membutuhkan biaya yang lebih murah dibandingkan usaha-usaha yang lain.
Usaha pencegahan atau prophylaxis dapat dijalankan dengan cara:
a.       Mempertinggi nilai kesehatan (health promotion).
b.      Memberi perlindungan khusus terhadap gangguan suatu penyakit. Misalnya, melaksanakan vaksinasi, isolasi penderita penyakit menular, pencegahan kecelakaan dan sebagainya.
c.       Mengenal jenis-jenis penyakit pada tingkat awal atau tahu tentang gejala-gejala penyakit. Pengetahuan tersebut membuat seseorang cepat bertindak memberikan pengobatan sementara.
d.      Menghilangkan gangguan kemampuan kerja yang diakibatkan oleh suatu penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar