Tahun baru tinggal menghitung hari. Tapi tahukah Anda dari mana asal 
adanya tahun baru tersebut? Apakah hanya sekedar pergantian tahun biasa? 
Berita
 tahun baru diawali dari calendar Romawi kuno menggunakan tanggal 1 
Maret sebagai hari Tahun Baru. Belakangan, orang Romawi Kuno menggunakan
 tanggal 1 Januari sebagai awal tahun yang baru. Calendar yang hingga 
kini digunakan itu menggunakan 1 Januari kembali sebagai hari Tahun 
Baru. 
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.
 Kebanyakan orang memperingati tahun baru pada tanggal yang 
ditentukan oleh agama mereka. Tahun baru umat Yahudi, Rosh Hashanah, 
dirayakan pada bulan September atau awal Oktober. Umat Hindu 
merayakannya pada tanggal-tanggal tertentu. Umat Islam menggunakan 
sistem penanggalan yang terdiri dari 354 hari setiap tahunnya. Hal 
inilah yang menyebabkan tahun baru mereka jatuh pada tanggal yang 
berbeda-beda pada kalender Gregorian tiap tahunnya.
Di masa silam,
 banyak orang yang memulai tahun baru tepat di hari panen. Orang Persia 
kuno mempersembahkan hadiah telur di tahun baru, sebagai lambang dari 
produktivitas. Orang Romawi kuno saling memberikan hadiah potongan dahan
 pohon suci. Lalu banyak orang yang saling memberikan kacang atau koin 
lapis emas dengan gambar Janus, dewa semua permulaan. Dari gambar dewa 
bermuka dua (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap 
ke belakang) inilah, didapat nama bulan Januari.
Di bulan Januari,
 dimulailah kebiasaan orang-orang Romawi yang mempersembahkan hadiah 
kepada kaisar, hingga akhirnya kaisar mewajibkan hadiah-hadiah seperti 
itu. Para pendeta Keltik memberikan potongan dahan "mistletoe" (tumbuhan
 parasit yang ada di hari Natal) yang dianggap suci, kepada umat mereka.
 Pada tahun 457 Masehi gereja Kristen melarang kebiasaan ini, bersama 
kebiasaan tahun baru lain yang dianggapnya merupakan kebiasaan kafir. 
Pada
 tahun 1200-an pemimpin-pemimpin Inggris mengikuti kebiasaan Romawi yang
 mewajibkan rakyat mereka memberikan hadiah tahun baru. Para suami di 
Inggris memberi uang kepada para istri mereka untuk membeli bros 
sederhana. Kebiasaan ini hilang pada tahun 1800-an, namun istilah pin 
money, yang berarti sedikit uang jajan, tetap digunakan. Banyak 
orang-orang koloni di New England, Amerika, yang merayakan tahun baru 
dengan menembakkan senapan ke udara dan teriak, sementara yang lain 
mengikuti perayaan di gereja atau pesta terbuka, termasuk di Indonesia. 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar