30.4.12

Serangan Jantung Pada Pesepakbola


Waspadai Nyeri Dada dan Sesak Nafas

Pesepak bola Italia Piermario Morosini meninggal di lapangan saat timnya, Livorno, melawan Pescara (Sabtu 14/4). Pemain tengah itu terkena serangan jantung dan kolaps saat pertandingan memasuki menit ke-33. Sebelumnya, pemain Tottenham Hotspurs Fabrice Muamba mengalami serangan jantung dan sampai kini masih menjalani perawatan intensif. yang sama dari dua pemain tersebut adalah posisinya sebagai midfielder.
Di antara posisi-posisi lain, midfielder memang memiliki beban kerja yang paling berat. Jarak yang ditempuh pemain pada posisi itu dalam sebuah pertandingan bisa lebih dari 13 kilometer. Jauhnya jarak tersebut ditambah dengan sprint-sprint  yang dilakukan dalam pertandingan. Faktor beratnya beban kerja midfielder bisa memicu serangan jantung. Tentu hal ini bukan semata-mata penyebabnya. Ada faktor lain yang meningkatkan risiko atlet terkena serangan jantung.
Serangan jantung pada dua pesepak bola tersebut bukanlah yang pertama. Pada 490 Sm seorag pemuda pembawa pesan dari Yunani mengalami serangan jantung kemudian mmeninggal, setelah berlari 26,2 mil yang ditempuh dari Marathon hingga Athena. Itu mungkin kalo pertama diketahui serangan jangtung yang dialami atlet. Sejatinya, olahraga bukanlah penyebab kematian. Melainkan pemicu kematian mendadak pada atlet sebagai akibat serangan jantung. Serangan jantung saat olahraga bisa terjadi sebagai akibat tidak normalnya pembuluh darah di jantung.
Kelainan jantung dan pembuluh darah jantung sejak lahir biasanya tidak menampakkan tanda-tanda. Kelainan jantung yang paling sering mengakibatkan serangan jantung hingga menimbulkan kematian pada olahragawan disebut hypertrophic cardiomyopathy.
Pada orang normal, olahraga akan membuat otot jantung beradaptasi menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Tetapi, pada orang yang menderita kelainan di atas, terjadi pengerasan dan penebalan otot jantung secara tidak normal melebihi yang seharusnya. Atas kondisi ini, irama detak jantung akan tidak teratur atau lazim disebut ventricular fibrilation.
Tidak teraturnya irama jantung bisa berbentuk cepatnya denyut jantung hingga lebih dari 400 per menit. Akibatnya, tidak ada darah yang dipompa. Bila ini terjadi saat atlet bertanding, segera dia kolaps. Insiden serangan jantung seperti itu cenderung dialami atlet laki-laki.
Tanda-tanda kelainan tersebut bisa diketahui dari beberapa hal berikut : nyeri pada dada kiri, pingsan, pusing, jantung berdebar (jantung berdetak cepat atau tidak teratur), dan sesak nafas berlebihan ketika melakukan olahraga dengan intensitas tinggi.
Jika atlet mendapati tanda-tanda itu, segera konsultasi kepada dokter. Demikian juga atlet yang memiliki silsilah keluarga terserang penyakti jantung atau tekanan darah tinggi. Sebelum meneruskan latihan intensif, ada baiknya dilakukan screening oleh dokter dan pelatih.


Abdul Aziz Hakim
Peneliti ilmu olahraga
Universitas Negeri Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar