1.
Komponen fisik yang dibutuhkan
oleh pemain sepak bola sebagian besar hampir sama dengan berbagai cabang olah
raga lainnya yaitu antara lain :
a.
kekuatan (strength) adalah
komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot
untuk menerima beban sewaktu bekerja.
b.
Daya tahan (endurance) adalah
kemampuan untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama tanpa mengalami
kelelahan, latihan yang digunakan seperti lari jarak jauh, lari lintas alam,
latihan aerobik 12 menit, interval training dan fartlek.
c.
Kecepatan (speed) adalah
kemampuan seseoramg untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk
yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam hal ini ada kecepatan
gerak dan kecepatan eksplosif.
d.
Daya lentur (flexibility), adalah
efektivitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan
penguluran tubuh yang luas.
e. Kelincahan (agility) adalah
kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Pemain yang mampu mengubah
satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik,
berarti kelincahan pemain tersebut cukup baik.
f. Koordinasi (coordination) kemampuan
seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola
gerakan tunggal secara efektif.
g.
Keseimbangan (balance) adalah kemampuan
seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot.
h. Ketepatan (accuracy) adalah
kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu
sasaran.
i. Reaksi (reaction) adalah kemampuan
seseorang untuk segera bertindak atau merespon secepatnya dalam menanggapi
rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau feeling.
2.
Komponen fisik yang dibutuhkan oleh
masing-masing posisi :
a.
Goalkeeper :
- Reactive power : kemampuan
membangkitkan lompatan setelah mendarat.
- Agility : kemampuan untuk bergerak
dengan cepat sambil merubah arah.
- Flexibility : kemampuan memanfaatkan luas gerak pada
persendian secara optimal.
- Accuracy : kemampuan seseorang untuk
mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran.
- Reaction : kecepatan untuk menanggapi
atau merespon rangsang yang datang secara mendadak.
b. Defender :
- Reactive
power : kemampuan membangkitkan
lompatan setelah mendarat.
- Acceleration
power : penambahan kecepatan sewaktu berlari.
- Decceleration
power : pengurangan kecepatan pada waktu berlari.
- Strength : kemampuan dalam mempergunakan
otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
c.
Midfilder :
- Acceleration
power : penambahan kecepatan sewaktu berlari.
- Decceleration
power : pengurangan kecepatan pada waktu lari.
- Muscle
endurance medium : tipe ketahanan otot jangka menengah.
- Speed :
kemampuan untuk melakukan gerak berkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan
waktu yang sesingkat-singkatnya.
- Agility :
kemampuan merubah arah dengan cepat.
- Coordination
: kemampuan mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam
gerakan tunggal secara efektif.
- Accuracy :
kemampuan untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu sasaran.
d. Forward :
- Acceleration
power : kemampuan menambah kecepatan sewaktu berlari.
- Decceleration
power : kemampuan mengurangi kecepatan pada waktu lari.
- Reactive
power : kemampuan membangkitkan lompatan setelah mendarat.
- Speed :
kemampuan untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama
dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.
- Agility :
kemampuan untuk bergerak dengan cepat sambil merubah arah.
- Accuration
: kemampuan untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu sasaran.
- Reaction :
kemampuan merespon rangsang yang datang secara mendadak.
3.
Faktor yang harus diperhatikan
sebelum memberikan latihan fisik:
-kondisi
atlet, fit atau tidak pelatih harus mengetahui agar dalam latihan sasaran akan
tercapai.
-Latihan
fisik dilakukan secara sistematis dan teratur.
-Pembebanan
latihan atau porsi latihan disesuaikan dengan kondisi atlet (superkompensasi).
Latihan fisik yang tidak terprogram dapat
menimbulkan masalah antaralain :
-beban
latihan terlalu ringan (plato).
- Beban
latihan terlalu berat (invoksi) dapat menyebabkan overtraining serta cedera
bagi atlet dan penurunan prestasi.
-Sasaran
yang dicapai tidak tepat dan tidak terpenuhi.
Program latihan fisik yang tepat sasaran
:
- berjenjang
- spesifik –
obyektif (khusus)
- cukup berat
– realistis (sasaran harus menantang atau dibuat cukup berat atau
superkonpensasi/yang penting tidak berlebihan)
- dibuat
bersama (pelatih dan atlet)
·
atlet bertanggungjawab mencapainya
·
atlet paling memahami kondisinya
·
pelatih akan mendorong / memotivasi
atlet untuk mencapainya
- jangan
terlalu banyak sekaligus
- program
tertulis (mudah mengontrol)
- tetapkan
sasaran keberhasilan :
·
performance goal
·
out come goal
4.
Hambatan yang mungkin terjadi saat
pelaksanaan latihan fisik :
- latihan
fisik tidak mengenai sasaran yang telah diprogramkan sejak awal
- stretching
kurang sehingga pada saat latihan dapat terjadi cedera
- rasa jenuh
yang menghinggapi pikiran atlet karena latihan yang monoton
- latihan
terlalu banyak yang mengakibatkan atlet mengalami overtraining
- kurangnya
koordinasi antara atlet dengan pelatih yang berakibat banyaknya kesalahan
gerakan sehingga target tidak tercapai
- karena
perubahan cuaca sehingga program latihan tidak berjalan dengan sempurna (ini
dapat terjadi jika latihan fisik dilaksanakan di outdoor)
5.
Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan latihan fisik dengan cara:
- ada
peningkatan kemampuan fisik atlet dalam berlatih atau bertanding
- latihan
mencapai overload
- pembebanan
/ porsi latihan yang diberikan sesuai bengan kondisi / kemampuan atlet
- atlet tidak
mengalami cedera pada saat/setelah latihan fisik
- atlet tidak
mengalami penurunan prestasi
Evaluasi yang mungkin diberikan antara
lain :
- pelatih
memberhentikan latihan jika latihan tersebut tidak mengenai sasaran atau ada
kesalahan dalam melakukan latihan
- pelatih
harus memotivasi atletnya agar latihan berjalan sesuai program atau mencapai
sasaran
- pelatih
memberi pujian kepada atlet jika latihan mengenai sasaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar