3.3.13

Ini Adalah Tugas Kuliah Saya (waktu masih kuliah)


PEMANDUAN BAKAT OLAHRAGA USIA DINI CABANG SEPAK BOLA


A. Latar Belakang
Sepak bola merupakan olahraga paling populer di dunia, terrmasuk juga di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya klub-klub sepak bola yang berasal dari daerah yang bermain dalam liga profesional di Indonesia. Klub yang bermain di liga profesional pada umumnya dibiayai oleh APBD untuk biaya operasional klub.
Fenomena yang terjadi tersebut menunjukkan bahwa setiap daerah berusaha untuk memajukan nama daerah lewat sepak bola. Pembinaan dilakukan dengan gencar dan segala cara diupayakan untuk nama daerah yang diusung. Dengan alasan nama daerah maka pembinaan terkadang dilakukan secara instan hanya untuk prestasi yaang sering tidak sportif. Hal ini bisa berimbas pada prestasi untuk timnas sepak bola. Dengan pembinaan dan pemanduan yang instan maka prestasi timnas juga tidak akan baik. Ini merupakan masalah yang harus dibenahi oleh semua unsur yang terlibat dalam pembinaan sepak bola.
Untuk merubah itu semua tentu tidak mudah, oleh karena itu dibutuhkan kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang terkait seperti KONI, Pengda, Pengcab dan sekolah yang sebagai organisasi yang berkaitan erat dengan anak-anak untuk dibina pada usia dini. Selain itu dukungan dari orang tua, pelatih dan guru juga menjadi ujung tombak pemanduan bakat untuk membina anak berbakat usia dini. Semua pihak tersebut harus bekerja sama dengan baik karena tiap pihak saling terkait.
Untuk dapat merealisasikan program pemanduan bakat tersebut, diperlukan adanya langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Perlu adanya kebijakan yang dapat digunakan sebagai dasar  pijakan  pelaksanaan pemanduan bakat.
  2. Pelaksanaan pemanduan bakat harus dilakukan secara berkesinambungan, dimulai dari anak usia Sekolah Dasar (6 – 14 tahun) sampai Sekolah Menengah Pertama.
  3. Pemahaman dan pelaksanaan aspek-aspek pemanduan yaang meliputi Biometrik, Biomotorik, Psikologis, Kesehatan.
  4. Pemanduan bakat dilaksanakan dilakukan melalui pengamatan, pengukuran dan evaluasi yang berjenjang serta beerkesinambungan.
  5. Wadah pemanduan bakat disalurkan melalui kelas olahraga dari tingkat SD, SMP, SMA sampai Mahasiswa melalui PPLM.
  6. Pemanduan bakat dapat juga dilakukan melalui alternatif lain seperti pengamatan dalam suatu event atau kejuaraan lainnya.
  7. Pemantauan perkembangan anak ussia dini dapat dilakukan secara bersamaan, sejalan dengan kegiatan laporan perkembangan nilai akademik pada akhir semester.
  8. Pemanduan bakat dilakukan secara periodik, bersamaan dengan kenaikan kelas atau awal tahun ajaran baru dan pada Masa Orientasi Siswa (MOS).
  9. Hasil pemanduan bakat hendaknya dipertimbangkan sebagai nilai tambah untuk mata pelajaran pendidikan jasmani.
  10. Dalam pelaksanaan pemanduan bakat, perlu juga dipertimbangan potensi wilayah.
  11. Dalam pelaksanaan pemanduan bakat, perlu didukung oleh SDM dan perangkat yang memadai.
  12. Untuk ketepatan hasil pemanduan bakat diperlukan kajian atau penelitian secara terus menerus melalui model pengamatan, pengukuran dan penerapan IPTEK.
Selain aspek-aspek diatas, yang paling penting adalah adanya anggaran dana yaang cukup untuk melaksanakan program pemanduan bakat, baik dari Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah.

B. Sasaran Pemanduan dan Pembinaan Bakat
           Sasaran yang ingin dicapai melalui pemanduan bakat dan pembinaan adalah secara umum yaitu membantu terwujudnya pembangunan watak dan karakter bangsa dalam pembangunan nassional Indonesia seutuhnya, disamping upaya untuk mendapatkan atlet sepak bola sejak usia dini yang berbakat dan potensial sehingga siap dikembangkan untuk mencapai prestasi baik di tingkat daerah, nasional maupun tingkat internasional.
         Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan optimal maka pembibitan sejak usia dini harus dilaksanakan dengan optimalisasi proses pembinaan sejak usia dini secara konsisten, berkesinambungan, mendasar, sistematis, efisien dan terpadu. Untuk itu diperlukan upaya agar anak-anak ingin dan gemar bermain dan berolahraga sedini mungkin dengan adanya panduan yang baik dan benar, sehingga dapat memacu perkembangan organ tubuh dan dengan pendekatan peersuasif anak-anak usia dini dapat berminat menjadi atlet.
         Selain itu perlu kreatif untuk menciptakan olahraga yang merangsang anak-anak untuk berolahraga sehingga dapat terjadi perkembangan organ tubuh, sosial dan kejiwaan secara harmonis.
         Untuk masalah pemanduan bakat pada sepak bola akan diutarakan serba sedikit disini. Ada dua masalah pokok dalam masalah pemanduan bakat, yaitu syarat bibit beerbakat dan cara pencarian bibit berbakat.
1.   Syarat bibit berbakat
     Syarat ini dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi fisik dan non fisik. Dari segi fisik hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
-      Kesehatan
        Masalah ini menyangkut masalah medis. Penentuannya perlu dilakukan oleh dokter. Apakah anak ini cukup sehat untuk melakukan kegiatan olahraga seperti sepak bola yang menuntut kerja jasmaniah yang intensif. Jika ada kelainan atau penyakit yang dapat membahayakan, tentu anak tersebut tidak mungkin dipilih.
-      Kebugaran (fitness)
            Kebugaran tubuh baik ketahanan otot maupun daya tahan pernafasan amat menentukan dalam sepak bola. Oleh sebab itu tingkat fitness yang tinggi, terutama tentu saja fitness khusus untuk cabang sepak bola.
-      Kelincahan (Agility)
Kemampuan untuk bergerak dengn cepat sambil merubah arah meerupakan syarat yang perlu dimiliki seorang pemain sepak bola. Dengan kemampuan tersebut pemain akan mampu beergerak untuk melewati lawan dalam membangun serangan.
-      Postur Tubuh
        sebenarnya postur tubuh tidak terlalu menjadi syarat mutlak dalam sepak bola. Pemain yang mempunyai tingkat internasional umpamanya, terdiri dari berbagai macam ukuran. Namun yang penting dalam hal ini adalah agar postur tersebut masih cocok untuk kegiatan yang memerlukan kecepatan, kelincahan dan gerak yang eksplosif. Untuk itu kemungkinan besar hanya dapat dipenuhi oleh anak yang mempunyai bentuk tubuh yang atletis.
-      Keterampilan       
                Jelas kiranya bahwa ketrampilan merupakan syarat yang paling utama dalam memilih calon pemain dalam hal pemain muda yang menjadi topik pembicaraan kali ini, tentu saja ketrampilan mereka masih bersifat baru mulai. Namun bagi anak yang berbakat kemampuannya sudah kelihatan walaupun mereka belum pernah diajar bermain sepak bola. Cara bergerak, cara mengolah bola bahkan cara kerja sama telah memperlihatkan bakat yang ada.
        Untuk syarat non fisik meliputi hal-hal berikut :
-      Motivasi
    Dorongan yang kuat untuk menjadi pemain yang baik harus ada dalam diri pemain muda. Dorongan ini seharusnya datang dari diri pemain sendiri. Untuk mengetahui ada tidaknya motivasi kuat ini bukanlah hal yang mudah bagi guru/pelatih. Diperlukan waktu yang cukup untuk mengadakan pengamatan yang seksama.
-      Daya juang
    Merupakan sifat yang penting dalam permainan sepak bola. Ada kalanya teknik yang tinggi dapat dikalahkan oleh daya juang dari pemain yang tekniknya lebih rendah. Semangat pantang menyerah sering dapat mengatasi situasi genting dalam pertandingan. Sifat ini harus dipunyai oleh seorang calon pemain sepak bola.
-      Kerja sama
        Sepak bola adalah permainan tim. Setiap tim harus memupuk kerja sama dengan pemain lainnya. Kerja sama ini dituntut baik dalam bertahan maupun saat mengatur penyerangan. Sepak bola jelas tidak dapat dimainkan secara sendirian. Sifat kemampuan bekerja sama ini harus dapat diperlihatkan oleh seorang calon pemain.

2.   Cara pencarian bibit
    Cara yang paling umum dipakai adalah cara tradisional, yakni melakukan observasi secara visual pada saat pemain tersebut bemain. Penilai melakukan tugasnya melihat “bakat” pemain tersebut dan berbagai segi, seperti segi teknik, taktik, kerja sama, daya tahan dan sebagainya. Cara seperti ini tentu saja belum cukup menjamin kebenaran dan ketepatan pilihan tersebut. Masih harus dilengkapi dengan cara-cara yang memakai pendekatan ilmiah seperti penggunaan berbagai macam tes antara lain adalah :
a. Tes Ketrampilan
      Dapat menggunakan tes ketrampilan sepak bola yang sudah standar, namun untuk tingkat SD peraturannya perlun dimodifikasi agar sesuai penilaiannya. Disamping tes khusus ketrampilan sepak bola, masih terdapat tes untuk kecepatan, tes kelincahan dan tes endurance. Semua jenis tes ini tentu saja sangat berguna dalam membantu guru/pelatih untuk mengetahui potensi fisik calon pemain tersebut.
b. Tes Medis
      Selain untuk mengetahui ada tidaknya penyakit atau kelainan tertentu, maka tes medis ini juga diperlukan untukmenentukan jenis otot seseorang. Sepak bola merupakan olahraga yang menuntut endurance, disamping memerlukan pula kecepatan, kelincahan dan daya eksplosif yang tinggi. Untuk pemain sepak bola diperlukan presentase yang hampir seimbang antara otot dengan reaksi cepat dan otot yang mempunyai endurance tinggi. Hal ini hanya dapat diketahui melalui tes medis. Disamping tes medis masih ada tes untuk menentukan VO2 Max dan tes Hb yang semuanya berperan dalam keberhasilan seorang pemain sepak bola.
c. Tes Psikologis
     Untuk mengetahui keberhasilan dalam olahraga, selain harus dapat memenuhi syarat-syarat fisik, masih dituntut beberapa syarat psikologis. Dengan tes psikologis ini dimungkinkan untuk mengetahui berbagai faktor psikis yang berpengaruh terhadap prestasi seperti motivasi, kepercayaan diri, rasa cemas, stress dan sebagainya. Dengan tes psikologis ini dapat diketahui tinggi rendahnya atau baik buruknya faktor-faktor tersebut dalam diri seorang pemain.

        Dengan memperhatikan faktor-faktor potensi, perkembangan dan hasil penggukuran tes secara berkala anak usia dini dan tahapan usia dimulainya latihan berolahraga, spesialisasi dan prestasi puncak, serta adanya dukungan aspek-aspek penunjang (sport medicine, psikologi, dan pembinaan olahraga usia dini) , sehingga dapat mendesain, merancang dan memprogram anak usia dini untuk menjadi atlet yang berbakat dan potensial, yang dapat menjadi atlet yang handal, berprestasi tinggi, berwatak rendah hati, sportif dan bermental baja sehingga dapat berprestasi baik di daerah, nasional dan internasional dalam bidang sepak bola.  








Literatur
Proyek Garuda Emas, Rencana Induk Pengembangan Olahraga Prestasi di Indonesia, 1997 – 2007. KONI, Jakarta 2000
Remmy Muchtar, Olahraga Pilihan Sepak Bola. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1992

2 komentar:

  1. Anonim08.49

    nyari buku remmy muchtar dimana ya gan ? sy ga nemu2

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf baru balas. saya mengutip beberapa hal dari buku Remmy Muchtar dari perpus kampus saya dulu

      Hapus