PEMANDUAN BAKAT OLAHRAGA USIA DINI CABANG SEPAK BOLA
A. Latar Belakang
Sepak bola merupakan olahraga paling
populer di dunia, terrmasuk juga di Indonesia . Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya klub-klub sepak bola yang berasal dari daerah yang bermain dalam
liga profesional di Indonesia .
Klub yang bermain di liga profesional pada umumnya dibiayai oleh APBD untuk
biaya operasional klub.
Fenomena yang terjadi tersebut
menunjukkan bahwa setiap daerah berusaha untuk memajukan nama daerah lewat
sepak bola. Pembinaan dilakukan dengan gencar dan segala cara diupayakan untuk
nama daerah yang diusung. Dengan alasan nama daerah maka pembinaan terkadang
dilakukan secara instan hanya untuk prestasi yaang sering tidak sportif. Hal
ini bisa berimbas pada prestasi untuk timnas sepak bola. Dengan pembinaan dan
pemanduan yang instan maka prestasi timnas juga tidak akan baik. Ini merupakan
masalah yang harus dibenahi oleh semua unsur yang terlibat dalam pembinaan
sepak bola.
Untuk merubah itu semua tentu tidak
mudah, oleh karena itu dibutuhkan kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang
terkait seperti KONI, Pengda, Pengcab dan sekolah yang sebagai organisasi yang
berkaitan erat dengan anak-anak untuk dibina pada usia dini. Selain itu
dukungan dari orang tua, pelatih dan guru juga menjadi ujung tombak pemanduan
bakat untuk membina anak berbakat usia dini. Semua pihak tersebut harus bekerja
sama dengan baik karena tiap pihak saling terkait.
Untuk dapat merealisasikan program
pemanduan bakat tersebut, diperlukan adanya langkah-langkah sebagai berikut:
- Perlu
adanya kebijakan yang dapat digunakan sebagai dasar pijakan
pelaksanaan pemanduan bakat.
- Pelaksanaan
pemanduan bakat harus dilakukan secara berkesinambungan, dimulai dari anak
usia Sekolah Dasar (6 – 14 tahun) sampai Sekolah Menengah Pertama.
- Pemahaman
dan pelaksanaan aspek-aspek pemanduan yaang meliputi Biometrik,
Biomotorik, Psikologis, Kesehatan.
- Pemanduan
bakat dilaksanakan dilakukan melalui pengamatan, pengukuran dan evaluasi
yang berjenjang serta beerkesinambungan.
- Wadah
pemanduan bakat disalurkan melalui kelas olahraga dari tingkat SD, SMP,
SMA sampai Mahasiswa melalui PPLM.
- Pemanduan
bakat dapat juga dilakukan melalui alternatif lain seperti pengamatan
dalam suatu event atau kejuaraan lainnya.
- Pemantauan
perkembangan anak ussia dini dapat dilakukan secara bersamaan, sejalan
dengan kegiatan laporan perkembangan nilai akademik pada akhir semester.
- Pemanduan
bakat dilakukan secara periodik, bersamaan dengan kenaikan kelas atau awal
tahun ajaran baru dan pada Masa Orientasi Siswa (MOS).
- Hasil pemanduan bakat hendaknya dipertimbangkan sebagai nilai tambah untuk mata pelajaran pendidikan jasmani.
- Dalam pelaksanaan pemanduan bakat, perlu juga dipertimbangan potensi wilayah.
- Dalam pelaksanaan pemanduan bakat, perlu didukung oleh SDM dan perangkat yang memadai.
- Untuk ketepatan hasil pemanduan bakat diperlukan kajian atau penelitian secara terus menerus melalui model pengamatan, pengukuran dan penerapan IPTEK.
Selain aspek-aspek diatas, yang
paling penting adalah adanya anggaran dana yaang cukup untuk melaksanakan
program pemanduan bakat, baik dari Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah.
B.
Sasaran Pemanduan dan Pembinaan Bakat
Sasaran yang ingin dicapai melalui pemanduan bakat dan
pembinaan adalah secara umum yaitu membantu terwujudnya pembangunan watak dan
karakter bangsa dalam pembangunan nassional Indonesia seutuhnya, disamping
upaya untuk mendapatkan atlet sepak bola sejak usia dini yang berbakat dan
potensial sehingga siap dikembangkan untuk mencapai prestasi baik di tingkat
daerah, nasional maupun tingkat internasional.
Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dan optimal maka pembibitan sejak usia dini
harus dilaksanakan dengan optimalisasi proses pembinaan sejak usia dini secara
konsisten, berkesinambungan, mendasar, sistematis, efisien dan terpadu. Untuk
itu diperlukan upaya agar anak-anak ingin dan gemar bermain dan berolahraga
sedini mungkin dengan adanya panduan yang baik dan benar, sehingga dapat memacu
perkembangan organ tubuh dan dengan pendekatan peersuasif anak-anak usia dini
dapat berminat menjadi atlet.
Selain
itu perlu kreatif untuk menciptakan olahraga yang merangsang anak-anak untuk
berolahraga sehingga dapat terjadi perkembangan organ tubuh, sosial dan
kejiwaan secara harmonis.
Untuk
masalah pemanduan bakat pada sepak bola akan diutarakan serba sedikit disini. Ada dua masalah pokok
dalam masalah pemanduan bakat, yaitu syarat bibit beerbakat dan cara pencarian
bibit berbakat.
1.
Syarat bibit berbakat
Syarat
ini dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi fisik dan non fisik. Dari segi
fisik hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
- Kesehatan
Masalah
ini menyangkut masalah medis. Penentuannya perlu dilakukan oleh dokter. Apakah
anak ini cukup sehat untuk melakukan kegiatan olahraga seperti sepak bola yang
menuntut kerja jasmaniah yang intensif. Jika ada kelainan atau penyakit yang
dapat membahayakan, tentu anak tersebut tidak mungkin dipilih.
- Kebugaran (fitness)
Kebugaran tubuh baik ketahanan otot
maupun daya tahan pernafasan amat menentukan dalam sepak bola. Oleh sebab itu
tingkat fitness yang tinggi, terutama tentu saja fitness khusus untuk cabang
sepak bola.
- Kelincahan (Agility)
Kemampuan untuk bergerak dengn cepat
sambil merubah arah meerupakan syarat yang perlu dimiliki seorang pemain sepak
bola. Dengan kemampuan tersebut pemain akan mampu beergerak untuk melewati
lawan dalam membangun serangan.
- Postur Tubuh
sebenarnya
postur tubuh tidak terlalu menjadi syarat mutlak dalam sepak bola. Pemain yang
mempunyai tingkat internasional umpamanya, terdiri dari berbagai macam ukuran.
Namun yang penting dalam hal ini adalah agar postur tersebut masih cocok untuk
kegiatan yang memerlukan kecepatan, kelincahan dan gerak yang eksplosif. Untuk
itu kemungkinan besar hanya dapat dipenuhi oleh anak yang mempunyai bentuk
tubuh yang atletis.
- Keterampilan
Jelas
kiranya bahwa ketrampilan merupakan syarat yang paling utama dalam memilih
calon pemain dalam hal pemain muda yang menjadi topik pembicaraan kali ini,
tentu saja ketrampilan mereka masih bersifat baru mulai. Namun bagi anak yang
berbakat kemampuannya sudah kelihatan walaupun mereka belum pernah diajar
bermain sepak bola. Cara bergerak, cara mengolah bola bahkan cara kerja sama
telah memperlihatkan bakat yang ada.
Untuk
syarat non fisik meliputi hal-hal berikut :
- Motivasi
Dorongan
yang kuat untuk menjadi pemain yang baik harus ada dalam diri pemain muda.
Dorongan ini seharusnya datang dari diri pemain sendiri. Untuk mengetahui ada
tidaknya motivasi kuat ini bukanlah hal yang mudah bagi guru/pelatih.
Diperlukan waktu yang cukup untuk mengadakan pengamatan yang seksama.
- Daya juang
Merupakan
sifat yang penting dalam permainan sepak bola. Ada kalanya teknik yang tinggi dapat
dikalahkan oleh daya juang dari pemain yang tekniknya lebih rendah. Semangat
pantang menyerah sering dapat mengatasi situasi genting dalam pertandingan.
Sifat ini harus dipunyai oleh seorang calon pemain sepak bola.
- Kerja sama
Sepak
bola adalah permainan tim. Setiap tim harus memupuk kerja sama dengan pemain
lainnya. Kerja sama ini dituntut baik dalam bertahan maupun saat mengatur
penyerangan. Sepak bola jelas tidak dapat dimainkan secara sendirian. Sifat
kemampuan bekerja sama ini harus dapat diperlihatkan oleh seorang calon pemain.
2.
Cara pencarian bibit
Cara
yang paling umum dipakai adalah cara tradisional, yakni melakukan observasi
secara visual pada saat pemain tersebut bemain. Penilai melakukan tugasnya
melihat “bakat” pemain tersebut dan berbagai segi, seperti segi teknik, taktik,
kerja sama, daya tahan dan sebagainya. Cara seperti ini tentu saja belum cukup
menjamin kebenaran dan ketepatan pilihan tersebut. Masih harus dilengkapi
dengan cara-cara yang memakai pendekatan ilmiah seperti penggunaan berbagai
macam tes antara lain adalah :
a. Tes Ketrampilan
Dapat
menggunakan tes ketrampilan sepak bola yang sudah standar, namun untuk tingkat
SD peraturannya perlun dimodifikasi agar sesuai penilaiannya. Disamping tes
khusus ketrampilan sepak bola, masih terdapat tes untuk kecepatan, tes
kelincahan dan tes endurance. Semua jenis tes ini tentu saja sangat berguna
dalam membantu guru/pelatih untuk mengetahui potensi fisik calon pemain
tersebut.
b. Tes Medis
Selain
untuk mengetahui ada tidaknya penyakit atau kelainan tertentu, maka tes medis
ini juga diperlukan untukmenentukan jenis otot seseorang. Sepak bola merupakan
olahraga yang menuntut endurance, disamping memerlukan pula kecepatan,
kelincahan dan daya eksplosif yang tinggi. Untuk pemain sepak bola diperlukan
presentase yang hampir seimbang antara otot dengan reaksi cepat dan otot yang
mempunyai endurance tinggi. Hal ini hanya dapat diketahui melalui tes medis. Disamping tes medis masih ada tes untuk menentukan VO2 Max
dan tes Hb yang semuanya berperan dalam keberhasilan seorang pemain sepak bola.
c. Tes Psikologis
Untuk
mengetahui keberhasilan dalam olahraga, selain harus dapat memenuhi
syarat-syarat fisik, masih dituntut beberapa syarat psikologis. Dengan tes
psikologis ini dimungkinkan untuk mengetahui berbagai faktor psikis yang
berpengaruh terhadap prestasi seperti motivasi, kepercayaan diri, rasa cemas,
stress dan sebagainya. Dengan tes psikologis ini dapat diketahui tinggi
rendahnya atau baik buruknya faktor-faktor tersebut dalam diri seorang pemain.
Dengan
memperhatikan faktor-faktor potensi, perkembangan dan hasil penggukuran tes
secara berkala anak usia dini dan tahapan usia dimulainya latihan berolahraga,
spesialisasi dan prestasi puncak, serta adanya dukungan aspek-aspek penunjang
(sport medicine, psikologi, dan pembinaan olahraga usia dini) , sehingga dapat mendesain,
merancang dan memprogram anak usia dini untuk menjadi atlet yang berbakat dan
potensial, yang dapat menjadi atlet yang handal, berprestasi tinggi, berwatak
rendah hati, sportif dan bermental baja sehingga dapat berprestasi baik di
daerah, nasional dan internasional dalam bidang sepak bola.
Literatur
Proyek Garuda Emas, Rencana Induk Pengembangan Olahraga
Prestasi di Indonesia ,
1997 – 2007. KONI, Jakarta 2000
Remmy Muchtar, Olahraga Pilihan Sepak Bola. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
1992
nyari buku remmy muchtar dimana ya gan ? sy ga nemu2
BalasHapusmaaf baru balas. saya mengutip beberapa hal dari buku Remmy Muchtar dari perpus kampus saya dulu
Hapus