copy paste artikel atau tulisan yang saya sendiri lupa link-nya. Secara umum ini menggugah saya untuk lebih memanfaatkan waktu dan pikiran saya untuk mengubah cerita hidup saya. Semoga ini juga berguna buat yang membacanya.
Kenapa hidup kok gini-gini aja ?
Mungkin sekarang pertanyaan itu sedang mengganggu Kamu siang dan malam. Tidur
nggak nyenyak, makan nggak selera, nonton VCD “Lautan Asmara” yang dulu
menyenangkan juga sekarang jadi membosankan. Pertanyaan itu seakan menghantam
nurani Kamu, berputar-putar dalam otak Kamu yang akhirnya membuat Kamu hidup
segan mati tak mau. Serba salah, desperate, pengen bunuh diri? Hee.. jangan itu
sih. Tenang, jangan putus asa dulu. Hmmm.. mari kita lihat diri Kamu sekarang.
Tidak punya uang, ditinggal pacar, nilai akademik amburadul, suka ngibulin
orang tua? Hah..! Sebaiknya kamu segera mencari tali tambang untuk mengakhiri
hidup kamu yang patetik. Uppss.. maksud saya, mari Kita bersama-sama mencari
cara agar hidup Kamu lebih tertata dan jadi lebih baik.
Mari Kita mulai dengan sedikit berpikir realistis dalam hidup. Pada dasarnya,
seseorang yang dianggap sukses oleh masyarakat adalah orang-orang yang punya
pekerjaan mapan, mobil-mobil mewah berderet rapi di garasi, anak-anak yang
sehat dan lucu, istri yang bahenol dan bikin sirik suami tetangga, bertamasya
keliling dunia sebulan sekali, dan sering tampil di tipi. Oohh.. sungguh bikin
iri. Mungkin Kamu yang berpikiran sempit dan picik akan langsung menuduh dia
suka nyegik (babi ngepet), main tuyul, atau perbuatan-perbuatan berbau mistik
lainnya. No.. no..! Jauhkan pikiran konyol itu dari benak Kamu! Mari Kita
tinggalkan ukuran sukses yang terlalu ‘WAH’ itu, karena hal tersebut akan
membuat Kamu berpikir terlalu tinggi mengenai kadar kesuksesan.
Coba Kamu berpikir jernih dulu, dan lihat benang merah apa yang merupakan tolak
ukur kesuksesan pada contoh di atas. Ya.. ya.. jawabannya adalah harta, materi,
duit, money, atau apapun lah sebutannya. Jangan dulu berpikir skeptis dan
membuat idealisme membabi buta itu membutakan mata Kamu. Jangan dulu berpikir,
“Ah, saya sih biar miskin juga asal bahagia.” Yakin? Apa Kamu masih bahagia
saat perut keroncongan karena nggak punya duit sekedar buat beli sebungkus mi
instan? Apa Kamu masih bahagia saat pacar kamu bilang “Gue nggak suka sama
orang kere yang kerjaannya minta dibayarin melulu!”? Atau saat teman-teman Kamu
menjuluki Kamu perokok kelas “E” gara-gara selalu minta rokok sama mereka,
bahkan korek apinya pun masih minjem juga? Kalau Kamu masih bahagia dengan
kondisi seperti itu, segeralah kunjungi dokter jiwa, karena Saya khawatir Kamu
sedang terserang penyakit jiwa akut yang bernama “IHHOBINYASUSAH”.
Tentunya Kamu yang masih “normal-normal” saja seperti manusia sewajarnya pasti
tidak suka dengan kehidupan yang seperti itu. Memang uang itu bukan segalanya
dan belum tentu bisa membeli kebahagian. Tapi, uang setidaknya bisa membuat
hidup menjadi lebih baik kan? Makanya tadi saya bilang, mari Kita sedikit
berpikir realistis. Saat ini, uang memang menjadi salah satu faktor penting
dalam hidup. Dan cara untuk mendapatkannya adalah
dengan DO SOMETHING! LEARN SOMETHING! GET SOMETHING!
Terkadang, Kita sulit untuk memulai sesuatu karena Kita terbiasa mengulur-ulur
waktu atau menunggu sesuatu menghampiri Kita. Contohnya saja, kebanyakan orang
mulai berpikir untuk mencari kerja setelah lulus sekolah atau kuliah. Coba Kamu
pikir, emang begitu lulus kuliah Kita udah pasti dapet kerja gitu? Nah, kalo
memang gitu, kenapa juga Sarjana yang pengangguran jumlahnya bisa ribuan,
bahkan jutaan? Simpelnya, mereka belum dapet kerja kan ? Nah, contoh lainnya, kenapa orang yang
awalnya hidup susah sering kali kedepannya malah sukses? Ih, jawabannya gampang
banget gitu loh! Mereka biasanya lebih kreatif dalam mencari peluang dimana
mereka bisa mendapatkan uang. Di negara-negara maju seperti Amerika, Inggris,
Jepang, dan lain-lain, biasanya anak-anak berumur 13 tahun sudah terbiasa
mencari kerja sambilan sebagai pengantar koran, pelayan restoran, penjaga mini
market, dan lain-lain. Mereka memupuk jiwa pekerja keras semenjak dini.
Bandingkan dengan orang yang sejak kecil sudah terbiasa hidup mewah. Paris
Hilton misalnya. Siapa sih dia kalau misalnya kakeknya bukan orang yang susah
payah ngebangun jaringan hotel Hilton di seluruh dunia sehingga hartanya nggak
bakal habis dimakan 13 turunan? Sekarang kerjaan si Paris Hilton apaan? Pesta?
Foya-foya? Apa Kamu masih nganggap dia keren? Kalau iya, berarti definisi
kerennya Kamu musti dipertanyakan lagi. Kalau kata saya sih dia sama sekali
nggak keren, butut malah (kecuali video pornonya aja yang rada keren..
Hahaha!).
Mulailah sesuatu dari hal-hal yang kecil dan dekat dengan hidup Kamu. Dari hobi
misalnya. Jann S. Wenner, yang punya majalah Rolling Stone pun dulu memulai
usahanya dengan membuat fanzine tentang musik di kertas selembar, foto kopian
pula. Rolling Stone sekarang? Nggak usah ditanya deh.
Syarat kedua untuk sukses adalah mempunyai jaringan pertemanan yang bermutu.
Kita memang nggak boleh milih-milih teman, tapi kalau berteman dengan
orang-orang yang hidupnya nggak jelas juntrungannya juga nggak lucu. Apa Kamu
pikir mabok-mabokan tiap hari, luntang-lantung nggak jelas, ngetrek cewek di
pinggir jalan, atau mempraktekan hal-hal konyol di film Jackass bersama
teman-teman Kamu bisa bikin Kamu sukses? HELL NO! Orang-orang seperti Johnny
Knoxville dan Bam Margera yang bisa tenar karena melakukan hal-hal tolol itu
sangat langka di muka bumi ini. Dan belum tentu Kamu bakal jadi the next duo
tolol itu kan ?
So, Start Your quality relation with Your friends! Bikinlah usaha joinan apa
kek, bikin Brownies yang lebih enak dari Bronies Amanda, bikin recording
company buat nyaingin Fast Forward, bikin majalah buat ngegusur Ripple, distro
yang bisa ngalahin Ouval, bikin band yang lebih keren dari Pure Saturday, atau
toko musik dan buku yang lebih murah dari Aksara juga bisa. Atau kalau mau
lebih wah lagi, bikinlah Video Music Station yang bisa nendang jauh-jauh MTV dan
VH-1 dari benak anak “kongkow” di Indonesia. Wah.. niscaya Kamu bakal sukses,
tenar dan kaya-raya.
Berikutnya, yang Kamu perlukan adalah keberuntungan. Yes! No kidding! Keberuntungan ternyata
memegang faktor penting dalam kesuksesan seseorang. Julius Rosenwald (mantan Presiden Sears, Roebuck and Co.)
mengatakan, “In making of money, that does not require brains. Some of the
biggest fools I know are the wealthiest. As a matter of fact, I believe that
success is 95 percent luck and 5 percent ability.”
See? Meskipun omongannya terlalu ekstrim, he was damn right. Keberuntungan
memang memegang faktor penting, tapi bukan berarti keberuntungan datang begitu
saja tanpa usaha. Kamu nggak bisa berharap nemu duit segepok di jalan, padahal
Kamu sedang nonton VIVID INTERACTIVE di rumah, atau berharap menang lotre satu
milyar padahal Kamu nggak pernah beli lotre. Setidaknya, perlu ada usaha untuk
mendapatkan keberuntungan itu, karena prinsip utama keberuntungan adalah,
‘Right time in the right place’. Usaha dulu, barulah keberuntungan datang
padamu. Yah, gitulah kira-kira.
So, tingkat kesuksesan tiap orang itu berbeda-beda. Ada yang suksesnya jadi multi milyuner, atau
“sekedar” hidup layak tanpa kekurangan. Yang pasti, sukses itu adalah ketika
Kita merasa settle dan nyaman dengan hidup Kita sendiri, yang merupakan hasil
dari usaha dan kerja keras Kita. Buatlah Kamu bangga pada dirimu sendiri.
Setelah sukses, yakinlah Kamu akan mendapatkan apa pun yang kamu inginkan.
Kalau selama ini Kamu nggak pernah sukses dalam percintaan karena muka Kamu
rada jauh dari kriteria ganteng, Charles Barkley (mantan superstar NBA) pernah
mengatakan, “Jika kamu punya 300-500 ribu Dollar, maka wajahmu akan ganteng
dengan sendirinya.” Yap , temukan kesempatan,
mulailah usaha, dan biarkan takdir mengurus sisanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar